sebuah goresan kepada diri kami

Standar

atok bujang Says:
18 January 2011 at 14:32

###########sebuah goresan kepada diri kami……….#########

teringat para Sahabat radhiyallahu’anhum dan para pengikutnya.
dan para Shalihin dan Muqarrabien, mereka selalu menginginkan kebersamaan dengan mausia yang paling dekat kepada Allah taala
(yaitu) Sayyidina Muhammad ibni abdilah ibni hasyim SAW.

Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama
baginda Nabi Muhammad SAW.
mereka merasakan puncak kekhusyu’an saat mereka bersama Nabi Muhammad SAW . mereka tidak merasakan kelezatan hidup melebihi saat saat mereka bersama Rasulullah saw.

teringat riwayat Sayyidina Tsauban ra,
yang merasa tidak lagi menginginkan kenikmatan surga kecuali yang diinginkan adalah bersama baginda Nabi SAW.

Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad SAW. kelezatan dekat kepada Allah taala, kelezatan khusyu.
kelezatan tuma’ninah ketika mereka memandang wajah Baginda Nabi SAW
ketika mereka bersama Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dijelaskan didalam kitab Majmu’zawaid dan Musnad Imam Ahmad berkata Sayyidina Abu Hurairah ……………………..

“Yaa Rasulullah idza ra’ynaka raqqat quluubina!”

Artinya ………………………………………….

“Wahai Rasulullah jika kami melihat wajahmu kami terangkat pada puncak kekhusyukan”

Banyak diantara kita memandang benda, memandang gunung, memandang laut, maka terangkat (muncul) tuma’ninah dan khusyu dalam jiwa semakin ingat kepada Allah dan demikian dan lebih dan akan lebih lagi ketika memandang Nabi Muhammad saw yang menjadi lambang rahmat Allah taala

Datanglah seseorang bertanya kepada Sang Nabi :

“Yaa Rasulullah kapan datangnya hari kiamat?”
(kita bertanya) siapa orang ini?………

Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari

menjelaskan orang yang bertanya ini orang yang membuang air kecil di Masjid Nabawi. Orang yang boleh dikatakan sangat kurang ajar dan minim pemahamannya dan juga imannya, dia bertanya “kapan hari kiamat?”

Rasul menjawab dengan pertanyaan…

“Bukan kapan yang mestinya kau ketahui, tapi apa yang kau siapkan? jangan bicarakan kapan hari kiamat karena yang diperlukan adalah persiapanmu, apa yang kau persiapkan?”……..

Orang itu menjawab “La syai..!”
(Tidak ada apa-apa yang kusiapkan). “Illa Mahabbatullah wa Rasulullah SAW”

Maksudnya ….

Ia beramal hanya hal yang fardhu dan melakukan hal yang sunnah semampunya.
tidak punya satu amal yang ia andalkan terkecuali “Mahabbatullah wa Rasulullah SAW”. (Kecuali cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad saw),
ini yang menjadi andalanku yang lain tidak ku andalkan walaupun aku beramal.

“La syai” disini bukan berarti tidak beramal,
beramal tetapi dia tidak mengandalkannya.
Yang ia andalkan hanya cintanya kepada Allah dan Rasulullah SAW.

Maka Rasululah SAW langsung menjawab ..
“Anta ma a man ahbabta!”
(Engkau bersama dengan orang yang engkau cintai!)

Berharap dari cintanya kepada Allah dan Rasulullah SAW dan diijabah langsung oleh Rasulullah SAW itu juga.
Barangkali kalau amalan lainnya belum tentu diijabah oleh Allah,
tetapi cinta kepada Sang Nabi langsung dijawab oleh Rasul …….
“Anta ma a man ahbabta!”
(engkau bersama dengan orang yang kau cintai.)

Karena cinta adalah kiblatnya jiwa.
kemana jiwa itu mengarah pasti kepada orang atau siapapun yang ia cintai.
Walaupun ia menghadap kiblat tetap jiwanya akan mengarah kepada yang ia cintai.
walaupun ia bersujud kepada Allah jiwanya akan bersama dengan orang yang ia cintai. Beruntung orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Maka berkata Sayyidina Anas ibn Malik r.a ……

“Kami tidak pernah gembira dalam suatu kegembiraan selain
mendengar kabar kau akan bersama dengan orang yang kau cintai.
Kabar (inilah) yang sangat menggembirakan kami,
janji dari Nabi SAW.

Sayyidina Anas Raberkata …………..

“Dan aku mencintai Rasulullah, aku mencintai Nabi Muhammad saw, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap akan bersama mereka walaupun aku tidak mampu beramal sedahsyat amal mereka.”

Ucapan Anas Ibn Malik yang dicantumkan didalam Shahih Bukhari.
ini diakui tentunya dan dibenarkan oleh seluruh Muhaddits dan ulama
Ahlussunnah wal jamaah bahwa kecintaan kepada seseorang akan mengantarkannya bersama kelak di Yaumil Qiyamah.

Hadits ini merujuk pada satu makna ..
beruntung mereka yang mencintai Nabi Muhammad SAW.
beruntung mereka dengan keberuntungan dunia dan akhirat yang mencintai Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW.
Sungguh mereka akan bersama baginda nabi SAW ,
yang mencintai para shalihin mereka akan bersama dengan orang yang mereka cintai.

Lihatlah arah jiwamu…
palingkan kepada makhluk yang dicintai Allahtaala,
apakah shalihin, apakah Wali Allah, apakah syuhada dan terutama manusia termulia yang paling dicintai Allah taala (yaitu) Nabi Muhammad SAW.

Disifatkan didalam taurat tentang kemuliaan baginda Nabi dari sifat-sifat beliau diriwayatkan didalam Shahih Bukhari….

“Wala yadfa’ussayyi’atu bissayyi’ah”
Artinya …..
Rasulullah saw itu tidak membalas kejahatan dengan kejahatan akan tetapi beliau saw memaafkan dan mengampuni.

Inilah budi pekerti manusia yang paling mulia, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, bahkan semakin jahat musuhnya semakin lembut beliau dan semakin keras keinginan Beliau mendoakan mereka dan mengajak kepada keluhuran.

“Walakin ya’fu wayaghfir”,
(Beliau memaafkan dan mengampuni)

Manusia yang paling pemaaf adalah Nabi Muhammad saw oleh sebab itu dipuji oleh Allah taala “fainnakala’ala khuluqin adhim”, “walan yaqbidhahullah hatta yuqiima bihilmillatal ‘auja”

Allah tidak akan mencabut ruh Sang Nabi sampai ia meluruskan agama Allah yang telah disesat dan diselewengkan manusia, sampai mereka mengucapkan dan meyakini “Laailaahaillallah”, sampai jiwa mereka terang benderang dengan “Laailaahaillallah”, sampai mereka tidak mengakui lagi ada tuhan lain selain Allah.

Terbukalah dengan kebangkitan baginda Nabi,
terbuka mata yang buta menjadi melihat, telinga yang tuli menjadi mendengar,
jiwa yang tertutup menjadi terbuka dengan cahaya hidayah.
Bukan berarti orang-orang itu buta tetapi buta mata hatinya dari hal yang mulia disisi Allah taala.
ia melihat tapi tidak mau melihat apa-apa yang dimuliakan Allah taala.
ia mendengar tapi telinganya berat mendengar hal-hal yang mulia disisi Allah taala.
jiwa yang tertutup akan terbuka dan terbit dengan cahaya kebahagiaan dan kemuliaan dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.

Allah munculkan sifat-sifat mulia pada Sang Nabi agar dicintai oleh ummatnya.
dan kemuliaan ini terwariskan pada jiwa para sahabat pewaris risalah Nabawiyah yang pertama dan kemudian dilanjutkan oleh para penerus risalah dari zaman ke zaman.

pada saat Rasulullah saw melaksanakan Hujjatul Wada (Haji perpisahan)
karena itu haji yang pertama dan haji yang terakhir bagi beliau. Rasul saw keluar pada hari sabtu 25 Dzulqa’dah untuk menuju masjidil haram, dan beliau saw sampai di Makkah Almukarramah dan melakukan fardhu Haji dan kemudian di Arafah beliau berkhutbah didekat Jabalul Rahmah didengar oleh sedemikian banyak para sahabat.

diriwayatkan jumlah mereka 60 ribu dari para sahabat yang hadir pada hari itu dan Rasul berbicara tanpa pengeras suara akan tetapi yang paling depan dan paling belakang sama jelasnya mendengar suara beliau saw.

Dari salah satu ucapan beliau saw bersabda dalam khutbahnya :

“Wahai hadirin…
aku merasa barangkali aku tidak berjumpa lagi dengan kalian dihaji yang akan datang, saksikan aku sudah menyampaikan risalah ini…………..”.
Demikian hadirin-hadirat kejadian Hujjatul Wada dan Rasul saw kembali dari medan haji ini dan setelah beliau kembali tidak lama beliaupun berziarah ke makam Baqi’, Beberapa bulan kemudian adalah Rabiul awwal dari bulan wafatnya Rasulullah saw, Beliau berziarah ke Baqi menziarahi Ahlul Badr (Para Sahabat yg meninggal di perang Badr).

Dijelaskan didalam Sirrah Ibnu Hisyam beliau saw mendatangi kuburan Baqi lantas mengucapkan salam kepada para syuhada Badr yang telah berjuang hingga wafat membela perjuangan Allah dan Rasul-Nya di perang Badr Al Kubra.

Beliau saw mengucapkan salam di pemakaman Badr lantas disaat itu ada salah seorang sahabat yg melihat Sang Nabi menangis dan menagis dalam doanya dimakam Baqi dan setelah itu Rasulullah SAW berpaling kepada nya berkata……………

“Wahai engkau, telah dipilihkan kepadaku dua pilihan untuk memilih hidup kekal dimuka bumi sampai hari kiamat dan juga surga kelak atau aku dalam surga dan bertemu Allah, dan aku memilih surga dan berjumpa dengan Allah.”

Maka berkatalah sahabat itu ………..

“Yaa Rasulullah pilihlah yang pertama agar kau kekal didunia ini”

Rasul berkata “Aku memilih yang kedua”,

Sekembalinya beliau dari ziarah mulailah beliau ditimpa sakit yang membawa wafatnya. Tanggal 1 Rabiul awwal mulailah sakit beliau saw dan pada tanggal 12 Rabiul awwal beliau pun mangkat dan wafat disaksikan oleh para sahabat.

Kejadian ini setelah Hujjatul Wada,

Hujjatul Wada bulan Dzulhijjah lantas bulan Muharram dan Safar lalu Rabiul awwal wafatnya Nabi Muhammad saw.

Wafat Sang Nabi telah meninggalkan kemuliaan dan warisan agung pada kita,
diteruskan oleh para khalifah-khalifah mulia dari mulai Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra, Sayyidina Umar bin Khattab ra, Sayyidina Utsman bin Affan ra, Sayyidina Ali bin Abi Thalib kwj.
para pembesar sahabat yang terus membawakan kemuliaan Alqur’an.

kemuliaan sunnah dan kemuliaan syariatul Mutaharah (Syariah yg suci), sampai masa-masa wafat merekapun tetap tersaksikan padanya cinta mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ketika dimasa wafatnya Sayyidina Umar ibn Khattab ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika beliau sudah ditaruh diatas dipan maka berkatalah Ibn Abbas ra untuk menenangkan Sayyidina Umar yang sedang menghadapi sakaratul maut :

“Wahai Umar kau telah menjadi sahabat Rasulullah SAW, kau telah berbakti kepada Rasul dengan sebaik-baiknya bakti dan beliau pun wafat dalam keadaan ridha kepadamu wahai Umar, lantas kaupun bersahabat dengan Abu Bakar Asshiddiq kau telah berbakti kepadanya sebagai khalifah sampai iapun wafat dalam keadaan ridha kepadamu wahai Umar, dan kini engkau dihadapan sakaratul maut maka kami sahabat-sahabat mu telah ridha atas apa yang engkau perbuat wahai Umar dan kami ridha kepadamu dan kau wafat dalam keadaan ridha dari kami”.

Maka berkata Sayyidina Umar bin Khattab :

“Kalau seandainya keridhaan Rasulullah SAW itu adalah anugerah Allah kepadaku, demikian pula keridhaan Abu Bakar Asshiddiq itu adalah anugerah Allah kepadaku, tapi bagaimana dengan kalian?” kata Umar bin Khattab.

“Yang kutakutkan diantara kalian ada yang mempunyai hak atasku, seandainya aku memiliki gunung emas akan aku bagi-bagikan agar tidak ada satupun yang tidak ridha kepadaku sehingga aku tidak bertemu dengan azabnya Allah.”

Saat ini Rasulullah SAW telah wafat, Khulafaur Rasyidin, para orang mulia telah wafat , para guru – guru kita banyak yang telah yang wafat, tinggallah kita dalam waktu yang dekat akan pula wafat dan kembali kehadirat Allah SWT.

Nabi SAW bersabda diriwayatkan dalan Sahih Bukhari ……..

“Akan kalian lihat setelah aku wafat hal hal yang tidak kalian sukai, dari fitnah, dari musibah, dari permasalahan, maka bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh”.

Demikian sabda Nabi Muhammad untuk menenangkan hati umat nya,
menenangkan orang – orang yang selalu ingin bersama Allah taala dengan mencintai Nabi Muhammad SAW, beliau menenangkan hati mereka, kalian akan temukan apa yang tidak kalian sukai setelah aku wafat, bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku ditelaga Haudh.

Kita bermunajat kepada Allah Azza Wa Jalla agar kita semua dapat berjumpa dengan Rosululloh SAW ditelaga Haudh!

Amminn Yaa Allahu., Yaa Rahmanu yaa Rahimu,
Kami mencintai Nabi Muhammad,
Kami mencintai Abu Bakar Asshiddiq,
Kami mencintai Umar bin khatab,
Kami mencintai Utsman bin Affan,
Kami mencintai Ali bin Abi Thalib,
Kami mencintai Sayyidatuna Fathimah tuzahra,
Kami mencintai ahlul Badr (sahabat di perang Badr),
Kami mencintai ahlul uhud, (sahabat di perang Uhud)
Kami mencintai para Wali Allah,

Namun kami tidak mampu mengejar dengan amal – amal kami..(menagis).

sebagaimana dasyatnya amal mereka, maka Ya Rabbi yaa rasullulah pastikan kami bersama mereka.
karena cinta kami kepada mereka Ya Rabbi yaa rasullulah
telah tenang jiwa kami ketika melewati musibah dan kesulitan didunia, kami mendengan kabar dari Sang Nabi SAW …

“Bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh”

Pastikan kami semua mendapatkan janji baginda nabi SAW .

Ya Rabbi yaa rasullulah kami bersabar sampai kami berjumpa dengan Nabi kami
di telaga Haudh, bersabar atas kerinduan, bersabar atas cinta kami, melihat wajah beliau Ya Rabbiy, telah Kau halangi mata lahir kami dari memandang wajah Nabi kami,
akan tetapi kami disabarkan oleh janji beliau :

“Bersabarlah kalian sampai kalian menjumpai aku ditelaga Haudh”

Yaa Rahmanu Yaa Rahimu hapuskanlah segala buruknya amal kami,
hinanya jiwa kami dari sanubari yang selalu ingkar dari semua yang Engkau ridhai,
dan selalu ingin dengan hal hal yang Engkau murkai,
kepada siapa kami mengadukan hati ini kalau bukan
kepada-Mu yaa Rabbi yaa rasullulah.

Akan tetapi dalam gelapnya jiwa dan sanubari ini ada kecintaan kami kepada Sayyidina Muhammad saw, dan amal amal yang saleh, maka jadikanlah titik terang ini menjadi matahari yang terang dalam jiwa kami dan jangan wafatkan kami kecuali sebagai ahlul sujud, sebagai ahlul khusyuk, sebagai ahlul taubah, sebagai ahlul qiyamulail.

Ya Rahmanu Ya Rahimu pastikan wafat kami kelak dalam puncak kemuliaan dan kesempurnaan ibadah, pastikan malam wafat kami atau siang wafat kami didalam khusnul khatimah….. (amin)

Ya Rahmanu Ya Rahimu pastikan kami bangkit di Yaumil qiyamah bersama orang orang yang kami cintai dan pastikan kami berjumpa dengan Nabi kami Muhammad saw.

Ya Rahmanu Ya Rahimu kami mengadukan dosa dosa kami,
semua hajat kami, semua niat kami, semua harapan kami,
kami titipkan kepada nama Mu yang Maha Agung,
nama yang jika menyerunya maka terangkat jiwa kami kepada kemuliaan dan berjatuhan dosa – dosa kami.

Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allah…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…
Yaa Allahu yaa Allahu…

Ya Rabbi yaa rasullulah kami benturkan musibah yang akan datang kepada kami
kepada nama Mu yang Maha Berwibawa.
meruntuhkan dosa – dosa kami, meruntuhkan segala kesulitan kami,
menerbitkan matahari keberkahan dalam kehidupan kami Yaa Rahmanu Yaa Rahimu,

Washallallahu wasallamu ala nabiyyil ummiy, waala ali wasahbihi wasalam.

La Hawla Wala Quwwata Ilabillah
Tiada Daya Kekuatan Kecuali Dari Allah taala

Laa ma’buda illa allah
Tiada yang disembah kecuali Allah taala

Laa ma’suda illa allah
Tiada yang dituju kecuali Allah taala

Laa maujuda illa allah
Tiada yang maujud (berwujud) kecuali Allah taala

Ilahi, anta maksudi
Tuhanku, hanya engkau tujuanku,

Waridhokamathlubi
Dan hanya ridloMulah yang kucari,

A’tini mahabbataka wama’rifataka
Limpahkan Cinta dan Ma’rifat-Mu kepadaku

Laa ilaha illa allah
Tiada Tuhan kecuali Allah

Allahu Allahu
Allahu Allahu…

(menangis tersedu)

Satu tanggapan »

  1. terdiam membisu seraya mengingat dosa yg ku perbuat selama ini
    Yaa Allahu yaa Allahu…Yaa Allahu yaa Allahu…Yaa Allahu yaa Allahu…

  2. ya Allah smg linangan air mata ini mnjd sksi btp kmi rindu ingin brsm kekasih yg Kau cintai, wlpn remuk redam diri ini,

  3. ,,,walaupun terasa lelah diri, diantara gelap & terangnya asa ini berupaya menggapai ridhoMU,,
    (menangis)

  4. Allahuma sholi ‘ala sayidina muhammad wa ‘ala ali sayidina muhammad,,
    slm takdzim bang atok, slm ikhwan2 kdb

  5. Allahumma sholi ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad
    …….
    Ya allohu ya allohu ya allohu

  6. Ya Alloh jadikan hamba ini hamba yang slalu mencintaiMu dan NabiMu, aaamiin

    Allahumma sholi ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad

  7. @ericsagita

    amin (senyum)

    Allahumma sholi ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
    Salam barakallah nur muhammad fil’alamin

  8. Assalamualaikum….
    Salam ta’zim bang atok….
    Pamit dulu….InsyaAllah besok kita berjumpa lg…..
    Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad…..
    Wa ala ali sayyidina Muhammad….

  9. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., …

    Rasulullah saw bersabda………….

    Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman…

    “Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta”.
    Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya”.

    (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).

  10. Allahumma sholi ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
    (tak mungkin berkata yang lain)
    mesem (mengingat masa lalu yang dipenuhi lupa dan lalai)
    Yaa Rabbi Yaa Rasulullah…
    Astaghfirullah liii…..

  11. aamiin, aamiin, aamiiin yaa Allah
    kabulkan doa mursyid kami yaa Allah (hikss..)
    asholaatu wassalaamu ‘alayka yaa sayyidii yaa rosulallaah, qudbiyadii qollathiilatii, adriknii yaa rasulallah, biidznillah…..,
    smoga stitik rasa cinta dan rindu di hati yang masih gelap ini menjadi cahaya penuntun pada shirotolmustakim hingga Allah jadikan hatiku penuh cahaya, putih bersih, berkah dari setitik cahaya rinduku pada syajaroh al-Nuroiyyah, sayyidinaa Muhammad sholallaahu ‘alaihi wa aalihii wassallam.

Salam Barokah Nur Muhammad